Assalamualaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh
Salam sejahtera bagi kita semua
Om Swastiastu
Hai dears~ Postinganku
kali ini akan sedikit berbeda dengan postingan sebelumnya yaitu mengenai coding yang sangat lekat dengan hal yang
aku lakukan selama menjadi mahasiswi Teknik Informatika Universitas Trunojoyo
Madura, Aku dan teman-teman Duta Pemuda Jombang Tahun 2018 sedang melakukan Challenge
“Teropong Budaya Jombang” . Mari kita bahas sedikit tentang pengertian budaya ya,
budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Dan Nisa rasa
topik yang akan Nisa tulis kali ini bisa dibilang merupakan Budaya Jombang yang
sangat menarik. Yap langsung saja ini dia!
KenDuren Wonosalam
Dari namanya pasti sudah bisa menebak-nebak kan?
Arti kata kenduren sendiri dalam bahasa
jawa berarti selametan. Kenduren adalah tradisi yang sudah turun temurun dari
jaman dahulu, yaitu doa bersama yang di hadiri para tetangga dan di pimpin oleh
pemuka adat atau yang di tuakan di setiap lingkungan, dan yang di sajikan
berupa Tumpeng, lengkap dengan lauk pauknya. Tumpeng dan lauk nantinya akan di
bagi bagikan kepada yang hadir.
KenDuren Wonosalam ini
kegiatan tahunan yang selalu dilaksanakan oleh pemerintah dan warga Kabupaten
Jombang khususnya Kecamatan Wonosalam sebagai promosi potensi pesona Wonosalam
yang digelar saat musim durian yang biasanya pada bulan Desember sampai Februari.
Nama kegiatan ini ditulis “KenDuren” karena acara ini merupakan kenduren yang
lauk-paauknya diganti dengan buah Durian. KenDuren Wonosalam menyajikan sebuah
tumpeng tapi tumpeng yang disajikan kali ini berbeda dengan tumpeng yang lain loh,
karena tumpeng di acara ini tersusun dari ribuan buah durian yang berasal dari
para petani dan pedagang buah durian khususnya yang berada di daerah Kecamatan
Wonosalam. Selain tumpeng utama yang diletakkan di tengah lapangan terdapat
tumpeng yang tersusun dari hasil bumi warga Kecamatan Wonosalam yang diarak
dengan mengunakan kendaraan yang dihias dan disusun semenarik mungkin dari
setiap dusun yang berada di daerah Wonosalam.
Acara ini pertama kali
digagas oleh para pemuda yang berada di daerah Wonosalam sekaligus memperingati
panen hasil bumi warga daerah Wonosalam. Kenduri Durian ini selalu berlangsung
penuh semarak sehingga banyak menarik pengunjung yang tidak hanya
berasal dari daerah Kabupaten Jombang saja tetapi juga dari luar kota bahkan
berasal dari luar daerah hanya demi dapat menghilangkan rasa penasaran terhadap
KenDuren Wonosalam, untung-untung jika bisa mendapat durian gatis! Hehe.
Acara KenDuren
Wonosalam ini tidak hanya digelar untuk mensyukuri hasil bumi yang didapat oleh
masyarakat Wonosalam, tetapi juga memperkenalkan kebudayaan khas daerah
Kabupaten Jombang lainnya seperti Festival Kuda Lumping, tari remo, dan kontes
kambing, tidak hanya itu terdapat counter-counter yang diisi oleh UKM-UKM
masyarakat Wonosalam untuk memperluas dan memperkenalkan produk-produk mereka kepada
pada konsumen luas seperti produk madu yang dibudidayakan oleh masyarakat
Wonosalam.
Memang masih belum
banyak orang yang mengetahui keberadaan acara KenDuren Wonosalam. Padahal
menurut Nisa pribadi yang notabenenya
baru tinggal selama 3 tahun di Jombang(keluarga besar asli Jombang) , acara ini
sangat memiliki nilai jual yang tinggi untuk dijadikan daya tarik wisata
kebudayaan Jombang. Ditambah lagi daerah Wonosalam yang terkenal sejuk, hijau,
dan kaya akan hasil bumi serta obyek wisatanya pasti dapat menjadikan Jombang
sebagai objek wisata yang wajib dikunjungi. Sekarang tinggal bagaimana cara
warga Jombang, pemerintah, dan khususnya pemuda Jombang untuk memperkenalkannya
kepada seluruh masyarakat Indonesia betapa kayanya Indonesia akan
kebudayaannya!
Mari menyanyi sambil menari
Suara dua tinggi dan rendah
Budaya negeri tetap lestari
Negeri kita semakin indah
Sampai disini dulu ya..
Semoga tulisan ini bermanfaat
Semoga tulisan ini bermanfaat
Sampai jumpa di postingan Nisa
selanjunya
Mohon untuk comment, and share ya
kawan-kawan!
Wassalamualaikum, have a good day!